Jaringan parenkim
Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai
hampir ditiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup,
struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis,
terdapat kloroplas dan pigmen lainnya (Hidayat,1995).
Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis yakni parenkim
palisade dengan bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar seperti tiang atau pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel
klorofil atau zat hijau
daun. Bunga karang dengan ruang antar rongga yang sangat besar dan tidak
beraturan, pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak
seperti palisade). Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai
bintang karena bersegi lima menjuntai atau lebih. Dan parenkim lipatan yang
terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta
banyak mengandung kloroplas (Polunin,
1994).
Sedangkan berdasar fungsi, parenkim dibedakan menjadi
parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang
diproses dari fotosintesa di daun. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan
cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein,
amilum, gula tepung, atau lemak. Parenkim air berfungsi sebagai tempat
menyimpan air pada tumbuhan xerofit atau epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau. Parenkim udara disebut
sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari
sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada
tumbuhan dengan habitat perairan. Dan parenkim pengangkut bertugas mengangkut
sari makanan hasil proses fotosintesa ke seluruh bagian tumbuhan, sel sesuai
dengan bentuk memanjang arah pengangkutannya(Wilking, 1989).
Jaringan parenkim dijumpai
pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk
sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan
cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim(Kimball,1983).
Jaringan yang menempati di
berbagai organ atau jaringan lain dalam tubuh tanaman di sebut jaringan
parenkim, sedangkan cirri-ciri dari jaringan parenkim adalah (Sarwono, 2002):
. Selnya
hidup
. Dinding
sel tipis
. Letak
sel tidak merapat
. Ukuran
sel besar
Contoh jaringan Parenkim adalah (Estiti, 1995):
. Korteks batang dan akar yang terletak di sebelah dalam epidermis.
Klorenkim yaitu jaringan korteks berklorofil. Batang kaktus mempunyai
klorenkim disebut juga dengan daging daun, terbagi atas: jaringan palisade
(jaringan tiang/ pagar) dan jaringan spon (jaringan bunga karang).
Fungsi dari jaringan parenkim
adalah (Sarwono, 2002):
. Jaringan yang berklorofil untuk berfotosintesis.
. Untuk transportasi ekstrafasikuler.
. Tempat penyimpanan makanan cadangan.
Tangkai daun
bunga kana (Canna indica)
Menurut
pengamatan kami pada tangkai daun bunga kana ini terdapat aerenkim dan parenkim
udara dengan penyusun bercabang seperti bintang dengan ruang antar sel besar.
Sedangkan menurut Sutrian (1992), parenkim udara (aerenkim)adalah
jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel
yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
parenkim udara sering dijumpai pada tumbuhan angiospermae yang hidrofit atau
hidup di air, ruang-ruang antar selnya mempunyai volume yang nyatanya relatif
besar. Ruang-ruang antar sel juga saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lain. Dengan kondisi yang demikian, maka bagi tumbuhan tersebut, udara yang terdapat dalam ruang antar sel itu tidak saja memberikan
sistem aerasi yang baik, melainkan memberikan kemampuan bagi tumbuhan agar
dapat terapung dalam air. Hal ini menggambarkan bahwa hasil pengamatan kami tidak
sesuai dengan literature. Pada literature di sebutkan parenkim udara banyak
ditemukan pada tumbuhan hidrofit, sedangkan kana tidak termasuk tumbuhan
hidrofit.
Tangkai genjer
Menurut
pengamatan kami pada tangkai genjer ini terdapat ruang antar sel, dinding sel
dan klorofil, sedangkan pada tangkai genjer ini termasuk parenkim udara dengan
sel penyusun isodiametris.
Tangkai genjer ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai
alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai genjer.
Dau kaktus (Opuntia)
Parenkim air terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit)
untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
Menurut Sutrian (1992), dalam parenkim air banyak mengandung air, dimana
air terikat dalam vakuola dari sel-sel secara aktif. Hal ini berkaitan dengan
adaptasi penyimpanan air. Parenkim air banyak dijumpai pada tumbuhan xerofit
atau epifit sebagai penyimpan air untuk menghadapi kedaan kering. Hal ini menggambarkan bahwa hasil pengamatan kami sesuai
dengan literature bahwa pada tumbuhan xerofit atau epifit terdapat parenkim air
yang guna untuk keperluan tumbuhan tersebut terhadap kebutuhan air.
Daun kembang
sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Menurut Santoso (1987), parenkim palisade merupakan penyusun mesofil daun,
kadang-kadang pada biji, dengan bentuk sel panjang, tidak mengandung banyak
kloroplas. Masing-masing sel jaringan ini mempunyai sitoplasma (yang
seakan-akan membentuk lapisan tipis yang melekat pada dinding sel), sebuah inti
sel dan sebuah vakuola besar dimana di dalamnya terdapat air atau lender.
4.2.5 Kulit
buah pisang (Musa paradisiaca)
Menurut
pengamatan kami pada kulit buah pisang ini terdapat parenkim butir-butir pati
dan butir-butir tepung.
Sedangkan menurut Kimball (1993), sel-sel parenkim sering mengandung
kristal-kristal, lemak, minyak, dan sekresi lain, zat tepung, butir
aleuron, dan plastida. Plastida merupakan daerah yang terbanyak yang tidak
terkena cahaya matahari dan disebut sebagai plastida tidak berwarna. Hal ini menggambarkan bahwa hasil pengamatan kami sesuai dengan
literatur bahwa pada parenkim terdapat butir-butir tepung.
Kacang tanah (Arachis hypogae)
Menurut pengamatan kami bahwa
pada kacang tanah terdapat butir pati dan termasuk parenkim butir-butir pati.
Menurut
Soerodikoesoemo (1987), ciri khas parenkim antara lain sel-selnya banyak
mempunyai ruang-ruang antar sel karena sel-selnya membulat, meskipun terdapat
prenkim yang tidak terdapat ruang antar sel. Hal ini emnggambarkan bahwa hasil
pengamatan kami sesuai dengan referensi bahwa terdapat ruang-ruang antar sel
pada sel parenkim.
Jagung (Zea mays)
Menurut pengamatan kami bahwa pada jaging terdapat jaringan pengangkut dan
termasuk parenkim aerenkim.
Jagung merupakan tanaman mokotil.Tanaman vegetatif mewakili generasi
sporofita diploid.Meiosis terjadi pada bunga jantan diwakili oleh tassels dan
bunga betina oleh ears.Mikrospora haploid (spora jantan) berkembang menjadi
serbuk sari dan megaspore haploid (spora betina) membelah secara mitosis
membentuk megagametofita.Telur dibentuk di dalam megagametofita.Penyerbukkan
mengarah kepembentukkan buluh serbu sari yang berisi dua sel sperma
(mikrogametofita).Terakhir, hasil penyerbukkan ganda membentuk zigot diploid,
tahap pertama terbentuk generasi baru sporofit dan tahap akhir sel endosperma
triploid (Tjitrosoepomo, 2005).
Sedangkan menurut Sutrian (1992), parenkim udara (aerenkim)adalah
jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel
yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
parenkim udara sering dijumpai pada tumbuhan angiospermae yang hidrofit atau
hidup di air, ruang-ruang antar selnya mempunyai volume yang nyatanya relatif
besar. Ruang-ruang antar sel juga saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lain. Dengan kondisi yang demikian, maka bagi tumbuhan tersebut, udara yang terdapat dalam ruang antar sel itu tidak saja memberikan
sistem aerasi yang baik, melainkan memberikan kemampuan bagi tumbuhan agar
dapat terapung dalam air. Hal ini menggambarkan bahwa hasil pengamatan kami
tidak sesuai dengan literature. Pada literature di sebutkan parenkim udara
banyak ditemukan pada tumbuhan hidrofit, sedangkan jagung tidak termasuk
tumbuhan hidrofit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar